Akuisisi oleh PT Penanaman Modal Asing

 

 

AKUISISI OLEH PT PENANAMAN MODAL ASING

 Akuisisi seringkali dilakukan PT Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap PT biasa, untuk berbagai macam alasan. Antara lain sebagai pengembangan usaha untuk memasuki suatu sektor industri yang perizinannya tidak mudah didapat. Mengakuisisi suatu perusahaan yang telah beroperasi dapat dianggap lebih efisien dalam berinvestasi.

 

Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah bidang usaha yang akan dimasuki itu terbuka untuk investasi asing. Artinya PT PMA hanya dapat mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang terbuka untuk investasi asing.

 

Sebagaimana diatur dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dengan memperhatikan UU Cipta Kerja, perlu diperhatikan apakah bidang usaha yang akan dimasuki itu terbuka sepenuhnya (100%) untuk investasi asing, atau terbuka untuk investasi asing dengan pembatasan tertentu, sesuai ketentuan dalam Daftar Negatif Investasi. Kepemilikan saham menjadi barometer dalam hal ini, sebagaimana diatur dalam Perpres No. 10 tahun 2021 dan perubahannya dalam Perpres No. 49 tahun 2021.

 

Secara umum, target company yang terakuisisi oleh PT PMA statusnya akan berubah menjadi PT PMA. Perubahan status ini akan ditetapkan oleh Kementerian Investasi/BKPM sebagai lembaga yang berwenang.

 

_______________________

Said, Sudiro & Partners

Indonesian Legal Consultants

Sampoerna Strategic Square

South Tower, Level 30

Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 - 46

Jakarta 12930 Indonesia

Phone: (62-21) 575.0983

Fax: (62-21) 575.0803

Website: www.ssplegal.com

Emails: mail@ssplegal.com

           sdsdp@cbn.net.id

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Acquisition Does Not Change Employment Relationship

Image
    ACQUISITION DOES NOT CHANGE EMPLOYMENT RELATIONSHIP Acquisition, Merger, and Consolidation of Limited Liability Companies are generally regulated in Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies. Furthermore, the implementation of acquisition will involve many legal aspects which are regulated in many legal provisions. In relation to the status of the target company's employees after the acquisition, it is regulated in Law no. 11 of 2020 on Job Creation Law as well as Law no. 13 of 2003 on Manpower.   In general, the status of the employees of the target company after an acquisition does not change. The employees are still bound by the employment relationship with the target company that remains standing. The acquisition will cause the shareholders of the target company to change, but will not cause the target company to dissolve. However, in practice, from previous experiences, not all employees will agree with the acquisition. Those who do not agree may pref
Read more

Legal Due Diligence Pada Proses Akuisisi

Image
                           Legal Due Diligence Pada Proses Akuisisi   Dalam proses akuisisi suatu perseroan, tentu acquiring company perlu mengetahui secara mendalam situasi pada target company. Maka firma hukum akan melakukan pemeriksaan secara seksama melalui dokumen-dokumen terkait dengan target company.   Secara umum acquiring company perlu mengetahui legal status daripada target company. Dengan memeriksa Anggaran Dasar target company, dapat diketahui tentang keabsahan pendirian perseroan tersebut, para pemegang saham, para Direksi dan dewan Komisaris target company. Dalam hal ini menjadi crucial untuk memeriksa notulen RUPS dan Circular Resolution of Shareholders. Seringkali ditemukan hasil RUPS dan Circular Resolution of Shareholders yang isinya belum dituangkan dalam Anggaran Dasar, ataupun tidak diatur dalam Anggaran Dasar. Misalnya pengangkatan Direksi atau Komisaris baru, ataupun perubahan pemegang saham dan modal perseroan yang belum sempat dimasukkan dalam Anggaran Da
Read more

ACQUISITION/TAKEOVER

Image
      ACQUISITION/TAKEOVER In our experience, an acquisition or a takeover is often carried out to gain control of a company. For the acquiring company, an acquisition is considered as an easier way to enter a certain business field, rather than having to establish a new company, which will take time and cost in obtaining all kinds of permits needed to get the business running. For example, a foreign mining company or foreign airline that is financially stronger may try to acquire a company in Indonesia that has enough experience in running its business but is financially weaker. It is not uncommon for this share takeover to be carried out by an investor/investment company in the development of its business.   By owning the majority of shares of the target company, the acquiring company has a bigger chance of securing votes in the General Meeting of Shareholders (GMS). One example is that the acquiring company has a greater chance of appointing members of the Board of Direc
Read more